Tak Sengaja Pergoki Suami Sedang Selingkuh, Wanita Ini Malah Ucapkan Terima Kasih, Ternyata. . .

Ada seorang rekan laki-laki di perusahaan ku. Ia kira-kira umur 30-40 an dan memiliki pesona yang unik.

Posisinya di kantor lumayan tinggi, ia bahkan diberikan mobil dari perusahaan. Tentu saja, gaji tahunannya pasti banyak.

Pria seperti itu disukai oleh gadis-gadis muda. Bukan suatu hal yang mengejutkan ketika ia sering pergi dengan beberapa gadis.

Sampai suatu hari… ia selingkuh.

Wanita itu adalah pelanggan perusahaan, ia sangat muda dan menawan.

Waktu itu, ia sangat bangga dan tidak merahasiakan hubungan mereka.

Kami kira ia tidak khawatir istrinya tahu atau istrinya memang sudah tahu.



Mungkin ia bisa menanggung konsekuensinya, paling tidak tinggal cerai kan?

Takut apa pria seperti itu?

Tak lama kemudian, keluarganya menemukan ia berselingkuh.

Anehnya, mereka tidak bertengkar bahkan istrinya malah berkata,

"terima kasih kamu telah selingkuh."

Ia terlihat sangat kecewa dan sedih karena awalnya ia siap berperang.



Namun, karena istrinya tidak marah-marah ia malah bingung dan tidak merasakan apa-apa lagi.

Seolah-olah dia yang ditinggalkan, bukan istrinya

Dan segera, ia mengerti arti kata "terima kasih" dari istrinya. 

Ternyata, ketika ia sedang asik-asik selingkuh, istrinya memindahkan segala harta seperti rumah ke namanya.

Istrinya juga mempunyai bukti perselingkuhan suaminya.

Rumah, mobil, tiket, anak laki-laki, ia tidak memiliki apa-apa lagi.

Jika ia tidak menandatangani surat cerai, ya tidak apa-apa. Tinggal berjumpa di pengadilan.

Ia tidak percaya istrinya tega memperlakukannya seperti itu.

Wanita yang awalnya memperhatikannya, bukankah seharusnya menangis dan meminta kembali ke sisinya?

Bagaimana ia begitu tega dan memutuskan hubungan dengan begitu saja?



Istrinya menjawab:

"Saya adalah istrimu. Kami memiliki satu sama lain selama lebih dari sepuluh tahun.

Saya mendukungmu tanpa syarat, juga menemanimu ketika kamu tidak memiliki apa-apa. Cuaca dingin, saya memberi kamu selimut hangat.

Cuaca panas, saya memberi kamu sup enak. Orangtua kamu sakit, saya tidak mengeluh dan memasak untuk mereka.

Tubuh kamu sakit, saya pasti akan menjagamu.

Saya menghargai hubungan ini seperti saya menghargai tubuh saya. Tapi apa balasanmu?

Kamu tidak mengerti apa itu menghargai. Kamu hanya seorang pria yang merusak hati saya.

Saya tidak akan mencari kamu lagi, saya tidak akan menyesal dan saya tidak akan tinggal tanpa apa-apa."

Istrinya benar-benar berterima kasih padanya.

Terimakasih, karena kamu selingkuh, kamu memberi hak uang kepadaku.

Terimakasih, karena kamu selingkuh, aku tidak perlu mencintaimu lagi.

Terimakasih, karena kamu selingkuh, aku tidak perlu mendengar kebohonganmu lagi.

Terimakasih, karena telah selingkuh, kamu membebaskanku dari segala pekerjaan rumah yang menyangkut dirimu.

Sponsored Ad

Banyak pria dan wanita yang tidak tahu apa yang mereka inginkan. Tidak peduli pasangan mereka seperti apa, jika tidak bertanggung jawab dan menghormati, maka pasti cepat atau lambat akan selingkuh.

Selama orang masih hidup, kemungkinan pindah hati pasti ada.

Jika kamu memiliki pengalaman seperti ini, kamu pasti paham bahwa setelah merasakan gairah dan kemudian ternyata hanya begitu saja.

Hasilnya kamu tidak akan mendapatkan apapun.

Tapi kamu akan kehilangan masa lalu hidup yang bahagia dan membawa masalah.

Sebagai gantinya, kamu akan merasa kecewa dan penyesalan yang dalam.

Apakah kamu pernah dengar pepatah "polos itu benar"?

Saya kasihtahu kamu, jika kamu telah memilihnya jangan coba-coba mengubahnya.

Jangan melukai hatinya karena kamu tidak akan mempunyai kesempatan lagi.

Jika kamu tidak mengerti cara menghargai, maka saya takut kamu tidak mampu menanggung hasilnya.

Jangan mengontrol pria atau wanita.

Yang paling penting adalah loyalitas dan tanggung jawab.

Maka kamu akan mendapat kebahagiaan selamanya.

sumber:merdeka.com

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Tak Sengaja Pergoki Suami Sedang Selingkuh, Wanita Ini Malah Ucapkan Terima Kasih, Ternyata. . ."

Posting Komentar